
Ini mungkin bisa disebut anomali kehidupan, kita ”ditipu” tetapi nggak merasa rugi melainkan merasa senang. Menyenangkan dan memuaskan hati setiap penontonnya yang kagum pada permainan sulap yang aneh dan mentakjubkan adalah juga merupakan kepuasan bagi pesulap itu sendiri.
Rasanya banyak orang tahu bahwa sulap itu hanya trik, tetapi bagaimana trik itu? Inilah yang mengasyikkan.Ada orang yang kepingin belajar sulap untuk menghibur orang lain, dia akan mempelajari trik trik sulap itu. Akan tetapi ada juga orang yang hanya kepingin untuk menikmati hiburan sulap itu sehingga dia tidak kepingin tahu tentang rahasia trik itu, karena biasanya kalau sudah tahu maka komentarnya hanya...”ooo gitu tho...” setelah itu dia tidak akan terhibur kembali. Memang beberapa pesulap sering mengkaitkan atraksi sulapnya dengan sihir atau hipnotis, tetapi hal itu hanya untuk ilustrasi saja., untuk menimbulkan ilusi bagi mata penonton.
Sulap adalah seni untuk menghibur. Tidak ada bantuan dari setan atau mahluk halus yang lain, semuanya berdasarkan trik. Mulai dari yang sederhana seperti ”ibu Jari Putus” sampai ”Menghilangkan Gajah” ataupun ”Menerobos Tembok Cina”, semuanya didasarkan pada trik.Trik itu ada yang dengan tangan kosong, ada yang dengan alat alat sederhana, tetapi juga ada yang memakai teknologi tinggi dan sangat rumit. Tidak jarang dalam bermain sulap, si pesulap dibantu oleh para pembantunya yang menyamar menjadi penonton.
Atraksi sulap diciptakan dengan mengkombinasikan ilmu yang ada di dunia ini, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, mekanika, komputer, dsb. Segala macam bagian ilmu itu diramu untuk menciptakan alat sulap yang unik. Walaupun alat sulap yang kelihatannya wajar saja, sebenarnya alat itu sudah direkayasa untuk menunjukkan trik khusus yang mentakjubkan.
Kalau baru baru ini ada perdebatan antara pakar pesulap dengan pakar komputer, itu sangat menggelikan. Karena sulap itu trik untuk menghibur yang kadang kala menggunakan alat alat khusus, sudah barang tentu kalau alat alat itu diganti dengan yang umum beredar di pasaran, tentunya akan menimbulkan kesulitan. Rasanya para pakar seharusnya tahu akan hal itu, sehingga hal itu tidak perlu diperdebatkan. Kalau mau nonton ya silahkan nonton, kalau nggak suka ya sudah, silahkan cari tontonan yang lain. ”Gitu saja kok repot.....”