Rabu, 31 Desember 2008

GAJAH,...GAJAH,....DAN GAJAH LAGI



Pada beberapa peluang kami berkesempatan mengunjungi tempat tempat wisata yang indah untuk menikmati pemandangan alam, keindahan kota, ataupun keunikan daerah tertentu. Sebagaimana daerah tujuan wisata tentunya mereka menjual barang barang souvenir bagi para pelancong yang mengunjungi daerah mereka. Topi, kaos, jaket, boneka, bunga, patung , gantungan kunci dsb. dijajakan. Kami selalu membeli beberapa untuk kenangan kami. Tetapi sampai dirumah ternyata barang barang tadi sangat beragam, sehingga menurut kami hal seperti itu tidak akan menampakkan keunikan.

Suatu saat kami berkunjung kerumah saudara yang ada di Malang, dirumah tersebut kami melihat banyak sekali patung katak. Mulai dari katak kerajinan rakyat yang sering dijual bila ada perayaan sekatenan di alun-alun keraton Yogyakarta sampai dengan katak yang benilai tinggi. Demikian juga ketika kami beranjang sana ke rumah salah seorang kerabat di Rumbai, kami melihat banyak sekali patung kuda. Ketika kami bertanya mengapa mereka senang dengan kuda atau katak. Mereka punya alasan alasan khusus. Kuda itu kuat dan mau membantu manusia, sedangkan katak itu bentuknya lucu dan hidup didua alam dsb., Sedangkan alasan umumnya adalah berlatih untuk fokus dan disiplin. Ya,... berlatih untuk bisa fokus dan disiplin.

Mengapa mengoleksi sesuatu yang khas bisa menunjang pembentukan perilaku fokus dan disiplin. Tanpa mengecilkan arti dan keindahan barang souvenir yang lain, dengan kita fokus terhadap sesuatu tentunya memerlukan disiplin dan komitmen yang tinggi untuk membuat prioritas terhadap jenis barang koleksi yang sudah kita tentukan tersebut. Lebih baik lagi bila komitmen itu didukung oleh seluruh keluarga.

Sebelum menentukan jenis gajah sebagai koleksi keluarga, kami memang mencari bentuk khas dan unik yang pada akhirnya nanti bisa menjadi ”trade mark” keluarga kami. Karena kebetulan kami tinggal di Riau, maka pilihan jatuh kepada patung gajah. Dasar pemilihan kami karena Riau itu termasuk gudangnya gajah Sumatra. Juga pada waktu itu ada area konservasi gajah didekat tempat tinggal kami.

Kami melihat gajah itu binatang tenang tidak bersuara banyak. Dia badannya besar tetapi bukan disebut sebagai raja hutan, karena pada intinya gajah tidak mau mengganggu atau memangsa binatang lain. Ia adalah jenis pemakan rumput. Tetapi dia pandai dan daya ingatnya tinggi. Bila diperlakukan dengan benar, dia bisa menjadi sahabat manusia asalkan kita bisa hidup berdampingan dengan mereka. Mereka bisa dilatih untuk transportasi tanpa BBM lho. Tetapi sayangnya manusia terlalu serakah, contohnya dalam membuka lahan seperti untuk kebun sawit atau perkebunan yang lain, terganggulah habitatnya. Maka timbullah konflik antara manusia dengan hewan ini. Keseimbangan sudah terganggu.

Disisi lain, disuatu daerah yang tidak ada habitat gajahnya, tetapi orang sudah mengenal dan menggambarkan dengan sempurna apa gajah itu. Banyak lukisan atau patung gajah yang diperjualbelikan dengan bentuk khasnya masing masing. Di Bali, di Kalimantan, di Tanah Batak, di Jogya, di Thailand, Srilangka, Jepang, sampai Amerika kita bisa menemukan patung gajah. Artinya gajah sudah dikenal secara universal. Setiap rombongan sirkuspun hampir pasti semua punya atraksi gajah.

Beratus patung gajah telah kami koleksi mulai dari yang besarnya sekuku kelingking sampai yang besarnya sekitar 1.5 meter yang kami letakkan didepan rumah. Bahan material yang dibuat patung pun beragam ada yang dari tanah, kayu, logam, keramik, semen, kain, kertas, plastik, emas, perak, gading, tulang, dsb. Patung patung gajah tadi bukan semuanya kami beli tetapi sebagian adalah oleh-oleh atau buah tangan dari saudara dan teman sejawat. Terima kasih.

Ketika kami tinggal di Minas, kami membuat sebuah patung gajah besar yang kami letakkan didepan rumah. Hari pertama setelah kami menyelesaikan pembuatan patung gajah dari semen itu, beredar issue bahwa ada gajah liar masuk camp. Tentunya membuat orang berbondong bondong untuk melihat gajah itu... sudah bisa ditebak, bagaimaka roman muka mereka, setelah melihat kenyataannya, ada yang ketawa, ada yang mengumpat, ada yang senyum gembira, dllnya karena yang dilihat hanya patung gajah belaka. Ayak-ayak wae...

Ada kisah unik lain yang menyangkut patung gajah itu. Ketika itu komplek rumah kami cukup banyak isinya sehingga banyak pula anak anak yang senang sekali bila bermain main disekitar patung gajah tsb. Permasalahannya, ketika kami pindah distrik, tentunya patung gajahpun akan pindah. Akibatnya ada dua anak pekerja asing tetangga kami yang mogok makan karena kalau sedang makan selalu naik gajah tsb..... kasian...Saat ini patung gajah itu sudah kami hibahkan area konsevarsi gajah didaerah Minas Riau.

Itulah sekelumit cerita mengapa kami mengkoleksi gajah. Kalangan teman teman kantor maupun teman komplek perumahan, mereka akan selalu menunjuk ke rumah kami bila ada yang ingin bertanya tentang gajah.

Jumat, 17 Oktober 2008

SEPEDA MOTOR .......... Mengerikan

Sadar atau tidak, saat ini kita menghadapi kondisi  yang mengerikan yaitu “kecelakaan sepeda motor” Dalam hal ini rasanya tanggapan serta partisipasi kita dalam menanggulangi kondisi ini terasa sangat kurang. Kalau kita lihat angka kematian yang terjadi pada setiap masa mudik dalam tiga tahun terakhir adalah sbb. tahun 2006 kecelakaan 961 kematian 457; 2007-1875-798; 2008-1181-548 Dimana korban terbesar adalah pengendara sepeda motor.

Banjir sepeda motor yang terjadi sekitar 8-10 tahun yang lalu ternyata dampaknya mengerikan. Kalau dalam satu periode mudik yang meninggal sekitar 500 jiwa, padahal dalam setahun, masyarakat cenderung mudik begitu ada libur lebih dari tiga hari, belum lagi kecelakaan yang terjadi pada setiap harinya. Mengerikan sekali dampak kecelakaan lalu lintas ini.

Mengapa hal itu terjadi? Bukankan sepeda motor diciptakan untuk kenyamanan manusia; untuk menpercepat kegiatan manusia?  Memang tujuan awal adanya sepeda motor itu adalah untuk kenyamanan manusia, bukan untuk membunuh manusia. Akan tetapi musibah itu terjadi bila manusia pemakainya tidak siap untuk memakai serta semua faktor penunjangnya juga tidak tersedia dengan baik.

Manusia pengendara sepeda motor hendaknya mampu dan mengerti betul cara mengendarai sepeda motor. Kemampuannya harus dibuktikan dengan SIM yang didapatkannya secara legal serta ditunjang dengan kesehatan yang baik, terutama untuk perjalanan jarak jauh. Bila dalam berkendara akan membawa penumpang, penumpangnyapun harus sehat dan mampu untuk perjalanan itu. Mengerti dalam bersepeda motor artinya tahu aturan bersepeda motor. Seperti semua penumpanganya harus pakai helm pengaman; penumpang maksimum 2 orang, tidak bawa barang besar, berjalan dijalurnya, serta mengerti aturan aturan lalulintas terkait. Dengan lebar jalan yang sempit, hendaknya pengendara motor juga selalu berada di-jalurnya.

Ukuran sepeda motor itu sendiri hendaknya yang sesuai dengan jarak yang akan ditempuh dan kondisi lalu lintas yang ada pada jalan itu. Untuk dalam kota, rasanya motor”bebek” bolehlah, akan tetapi untuk jarak jauh antar kota dimana pemakai jalannya juga ada bus atau truk besar, rasanya motor dengan cc kecil, kurang layak karena kestabilannya akan terganggu bila berselisih dengan kendaraan besar tersebut. Lampu motor juga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. 

Kondisi jalan juga rasanya kurang siap untuk menampung jutaan motor yang tumpah ruah dijalan raya. Motor sangat rentan dengan lobang jalan. 

Juga para petugas pengatur lalu lintas hendaknya bisa diberikan perangkat hukum yang jelas, sehingga mereka tidak ragu ragu dalam menjalankan tugasnya dengan tegas.

Dengan uraian diatas, ternyata banyak juga faktor-faktor yang perlu kita benahi. Tetapi untuk keselamatan kita, kita tidak boleh lelah, tidak boleh jemu untuk selalu memperbaiki kekurangan kita.

Jiwa masing masing orang hanya satu. Sayangilah jiwa kita. 


Jumat, 10 Oktober 2008

KESELAMATAN VS KEAMANAN

Untuk menjaga keamanan, orang memasang teralis disemua jendela, pintu atau lobang lobang yang lain di rumahnya. Karena masih juga belum terasa aman, dipasang lagi tembok tinggi disekelilingnya. Amankah mereka sekarang… mungkin merasa aman. Tetapi bagaimana dari segi keselamatan? Bagaimana bila terjadi kebakaran atau ada gempa bumi yang mengharuskan mereka segera keluar dari bangunan itu dengan segera?  

Tidak jarang dalam peristiwa kebakaran, ada korban jiwa yang melayang karena terperangkap didalam rumah. Mereka terperangkap karena tidak bisa keluar. Panik dan bingung, mereka lupa dengan situasi rumahnya. Sebelum kesadaran timbul, api telah menyambar mereka. Kalau kita ingat beberapa bencana gempa yang lalu, berapa jiwa yang terperangkap karena tidak sempat keluar dari rumah…

Memang kita harus mempertimbangkan keamanan, tetapi juga jangan lupakan keselamatan. Untuk membuat kedua hal itu tersedia setiap saat, ada beberapa cara yang bisa dipakai. Tidak salah orang memasang teralis, tetapi hendaknya teralis itu bisa dibuka dengan gampang oleh setiap penghuni rumah itu dari dalam. Bagaimana caranya? Mudah… banyak caranya. Salah satu caranya adalah walaupun semua lobang jendela dan pintu dipasang teralis, tetapi hendaknya ada satu atau dua lobang yang teralisnya bisa dibuka dengan mudah dari dalam. Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi memakai engsel khusus atau paku khusus. Tentunya cara pemasangan dan lobang yang mana, ini hanya diketahui oleh penghuni saja. Dengan demikian penghuni rumah itu bisa keluar dengan segera bila diperlukan. Dengan cara ini keselamatan tetap bisa didapatkan dan rasa keamanan juga tetap terjamin.. 

Sayangilah jiwa yang hanya satu ini ....... 


Sabtu, 06 September 2008

D I S I P L I N . . . .

Rasanya sekarang banyak orang yang lupa dan tidak kenal dengan disiplin. Kemanakah si Disiplin itu sekarang? Mengapa banyak orang melupakan dia? Padalah dia adalah dasar keberhasilan, dasar kedamaian, dan bisa dikatakan dasar segala kesuksesan. 

Banyak kecelakaan yang terjadi seperti kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal laut, kecelakaan kereta api, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja di pabrik-pabrik yang sudah tak terhitung lagi dengan jari. Padahal kalau diteliti .. katanya segala macam undang-undang, prosedur, lokakarya dsb sudah ada Sayangnya hanya sedikit yang berani mengungkapkan apakah segala undang-undang, prosedur, hasil segala lokakarya itu sudah dilaksanakan dengan disiplin?

Semua badan organik pemerintahan untuk melaksanakan peran legislatif, eksekutip, dan yudikatif telah ada. Dalam pemilihan pejabatnyapun saat ini sudah melalui pemilihan yang berbelit dengan kampanye, pemilihan langsung, fit & proper test, dsb. Tetapi tindakan korupsi masih juga tidak ditakuti walaupun hukumannya saat ini sudah berat seperti hukuman puluhan tahun penjara beserta denda ber MM rupiah sampai dengan hukuman mati. Kita yakin tatacara/prosedur kerja dimasing masing departemen itu pasti sudah ada, tetapi apakah prosedur itu sudah dilaksanakan dengan disiplin?

Dalam bidang jurnalisme, dengan dalih kebabasan pers seolah olah semua ”harus” tidak boleh rahasia. Rumah pribadi orang - dipanjat, mobil orang dihalang-halangi, semua ruang rahasia negarapun seolah olah harus bebas dimasuki untuk mengambil gambar yang bagus, pertanyaan yang dilontarkan tanpa memilah batas batas privasi, judul direkayasa secara negatif agar bombastis. Belum lagi kalau mencari berita dengan pakaian seadanya terus merangsek masuk, tanpa memperdulikan acara yang sedang terlaksana. Ini namanya kebebasan pers atau kebablasan pers? Rasanya, walapun dalam prosedurnya tidak tersurat, tentunya secara tersirat pastilah ada aturan disiplin untuk saling menghormati

Di bidang perniagaan, dari perdagangan skala besar maupun kecil kita banyak mengetahui adanya pemalsuan. Mulai dari pemalsuan dokumen, pemalsuan kwalitas, pemalsuan obat, minyak oplosan, daging glonggongan, dan masih banyak lagi. Masih banyak lagi hal hal yang tidak terpuji seperti pemalsuan/pelanggaran pajak, penipuan lewat ATM, jebakan jebakan pelaku bisnis kartu kredit, dll yang pada dasarnya mereka memanfaatkan kelemahan peraturan dan prosedur.

Mengapa perilaku disiplin terlaksana, mungkin yang ada dalam pikiran pelaku pelaku kasus diatas, bahwa disiplin hanyalah sebagai tatacara baris berbaris dan upacara saja. Padahal disiplin adalah perilaku yang patuh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab rohani, profesi dan sosial dimana didalamnya termasuk melaksanakan perundangan, peraturan secara konsekwen dengan didasari takut kepada Tuhan Yang Esa

Lalu siapakah yang berkewajiban untuk pendidikan disiplin ini, apakah hanya pemerintah saja? Kita sebagai masyarakat yang, mau maju dan damai dalam kehidupan ini tentunya kita harus berperan aktif untuk bersiplin mulai dari diri sendiri. Bila perilaku disiplin itu sudah terpateri dalam diri bangsa ini, nistaya kehidupan yang damai akan bisa kita rasakan dan wujudkan. 
Ayo kita mulai berdisiplin.....


Minggu, 17 Agustus 2008

SULAP...TIPUAN YANG MENYENANGKAN


Ini mungkin bisa disebut anomali kehidupan, kita ”ditipu” tetapi nggak merasa rugi melainkan merasa senang. Menyenangkan dan memuaskan hati setiap penontonnya yang kagum pada permainan sulap yang aneh dan mentakjubkan adalah juga merupakan kepuasan bagi pesulap itu sendiri.

Rasanya banyak orang tahu bahwa sulap itu hanya trik, tetapi bagaimana trik itu? Inilah yang mengasyikkan.Ada orang yang kepingin belajar sulap untuk menghibur orang lain, dia akan mempelajari trik trik sulap itu. Akan tetapi ada juga orang yang hanya kepingin untuk menikmati hiburan sulap itu sehingga dia tidak kepingin tahu tentang rahasia trik itu, karena biasanya kalau sudah tahu maka komentarnya hanya...”ooo gitu tho...” setelah itu dia tidak akan terhibur kembali. Memang beberapa pesulap sering mengkaitkan atraksi sulapnya dengan sihir atau hipnotis, tetapi hal itu hanya untuk ilustrasi saja., untuk menimbulkan ilusi bagi mata penonton.

Sulap adalah seni untuk menghibur. Tidak ada bantuan dari setan atau mahluk halus yang lain, semuanya berdasarkan trik. Mulai dari yang sederhana seperti ”ibu Jari Putus” sampai ”Menghilangkan Gajah” ataupun ”Menerobos Tembok Cina”, semuanya didasarkan pada trik.Trik itu ada yang dengan tangan kosong, ada yang dengan alat alat sederhana, tetapi juga ada yang memakai teknologi tinggi dan sangat rumit. Tidak jarang dalam bermain sulap, si pesulap dibantu oleh para pembantunya yang menyamar menjadi penonton.

Atraksi sulap diciptakan dengan mengkombinasikan ilmu yang ada di dunia ini, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, mekanika, komputer, dsb. Segala macam bagian ilmu itu diramu untuk menciptakan alat sulap yang unik. Walaupun alat sulap yang kelihatannya wajar saja, sebenarnya alat itu sudah direkayasa untuk menunjukkan trik khusus yang mentakjubkan.

Kalau baru baru ini ada perdebatan antara pakar pesulap dengan pakar komputer, itu sangat menggelikan. Karena sulap itu trik untuk menghibur yang kadang kala menggunakan alat alat khusus, sudah barang tentu kalau alat alat itu diganti dengan yang umum beredar di pasaran, tentunya akan menimbulkan kesulitan. Rasanya para pakar seharusnya tahu akan hal itu, sehingga hal itu tidak perlu diperdebatkan. Kalau mau nonton ya silahkan nonton, kalau nggak suka ya sudah, silahkan cari tontonan yang lain. ”Gitu saja kok repot.....”

 

Sabtu, 16 Agustus 2008

ALAT PELINDUNG DIRI


Walaupun dalam suatu sistim pekerjaan beberapa alat pengaman secara mekanis dan elektrik telah dipasang, seperti katup pelepas tekanan, lampu-lampu pengaman, detektor asap, dsb., tetapi setiap pekerja masih diwajibkan memakai alat pengaman diri (APD). Karena pada hakekatnya APD adalah merupakan sistim pengaman terakhir untuk pekerja. Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja harus dilihat dalam kontek sebagai pengaman pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.  
Alat pelindung diri itu, antara lain, terdiri atas :
• Pelindung kepala
• Pelindung mata dan wajah
• Pelindung tangan
• Pelindung badan 
• Pelindung telinga 
• Masker dan alat bantu pernafasan
• Sabuk pengaman
• Pelindung kaki
Pemberi kerja bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya pada pekerjaan yang akan ditangani, serta menentukan jenis APD yang sesuai untuk mengurangi atau menghilangkan risiko kecelakaan pekerja. Dalam melakukan identifikasi dan evaluasi bahaya yang ada, hendaknya dilakukan oleh bagian keselamatan dengan bagian operasi secara bersama. Sehingga setiap kemungkinan bahaya ditinjau dari sisi kejadian yang ada sehari hari serta dari sisi petinjuk petunjuk keselamatan kerja yang lazim. Segala bahaya fisik, biologis serta kimiawi harus tercakup dalam evaluasi ini. Setelah bahaya di-identifikasi dan di-evaluasi, selanjutnya dipilih jenis alat pelindung diri yang tepat untuk melindungi diri pekerja dari bahaya tersebut.
Pelatihan untuk para pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri juga perlu dilaksanakan sehingga APD ini bisa dipakai dengan benar dan efektif. APD harus sesuai standard desain yang ada seperti ANSI, OSHA, NFPA, dll.
Dalam pemeliharaannya APD harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan sehat, seperti dalam lemari khusus. Setiap pekerja hendaknya diberikan APD sendiri sendiri sehingga ukuran dan modelnya benar benar pas. APD untuk masing masing pekerja bisa berbeda karena APD ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan bahaya yang ada pada jenis pekerjaan tersebut.
APD juga bisa rusak karena paparan matahari atau pengaruh cuaca yang lain. Maka sebelum memakai APD hendaknya diperiksa dahulu keadaannya. Bila ada tanda tanda kerusakan maka APD itu harus segera diganti.

Selanjutnya uraian masing masing jenis APD akan tersedia pada info mendatang. 



Rabu, 13 Agustus 2008

DIAJAK SELAMAT KOK SUSAH YA....??

Sejak dekade tujuh puluhan Kepolisian Republik Indonesia telah mulai mencanangkan pemakaian helm pengaman kepala untuk pemakai sepeda motor. Mengapa hal itu perlu digalakkan? Ya, karena itu adalah untuk melindungi pemakai jalan, agar bila terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, maka dampak keparahan akibat kepala terbentur benda keras bisa dikurangi. Sampai saat ini upaya itu tidak pernah melemah. Namun, bagaimana hasilnya setelah hampir 40 tahun? Dengan segala macam kampanye dan usaha yang persuasif sampai yang preventif seperti sosialisasi, diundangkan dalam undang undang lalu lintas, hingga razia helm, ternyata masih banyak juga yang belum menggunakan helm pengaman dengan benar. ………..Lho, diajak selamat kok susah ya? …. 

Konyolnya lagi, saat ini harga motor relatif murah seperti kacang goreng. Hampir semua lapisan masyarakat punya motor dan hal ini tentunya membuat lalu lintas menjadi makin padat dan tidak teratur. Semua orang harus waspada. Hukum tidak tertulis bahwa kalau menyalip harus dari kanan sudah tidak berlaku lagi. Bagaimana dengan pemakaian helm pengaman kepala? Walaupun kalau beli motor selalu dapat bonus help pengaman, tetapi mengapa bila naik motor banyak yang lupa memakai helm. Nggak memakai helm atau nggak mau pakai helm pengaman ya?...… atau kalaupun pakai sering kali pengait helmnya nggak dikaitkan sehingga bila terjatuh tentu saja helm akan terlepas dan “jledhug” wah kepalanya kena aspal….. lagi lagi disuruh selamat kok sudah ya....

Ada lagi yang lebih hebat..... Ada satu keluarga beranak tiga. Gara gara baru beli sepeda motor, langsung rekreasi putar putar kota dengan motor bersama seluruh anggota keluarganya. Si-bapak tentunya yang mengemudi, si-emak di-boncengan..lah.. Bagaimana dengan anak-anak. Anak pertama umur 5 tahun dibelakang emak, si nomor dua anak laki-laki didepan. Si anak bungsunya yang baru bisa berdiri yang berumur 2 tahun diberdirikan ditengah-tengah. Pakai helmkah mereka? Ya hanya si bapak saja yang pakai helm, kan bonus helmnya cuma satu... , Meliak-liuk pulalah mereka ditengah keramaian ...Wuadhuhhh benar benar akrobat. Terpikir nggak ya, bila terjatuh atau terjadi kecelakaan dengan keluarga itu ya......... mengerikan... 

Tetapi upaya untuk mengatasi hal itu tentunya ada juga, seperti di Surabaya ada jalur khusus sepeda motor, dibeberapa kota lain ada kawasan disiplin lalu lintas, berbagai penyuluhan, razia dll. Itu semua sebenarnya adalah demi menyelamatkan kita semua. Ini bukan hanya tugas polisi atau beberapa departemen terkait semata, tetapi tugas kita semua.

Kita harus optimis suatu saat nanti bila kedisiplinan sudah mendarah daging pasti segalanya akan teratasi, karena kunci utamanya adalah kedisiplinan.... Semoga kita bersama bisa membudayakan keselamatan... Ayo kita selamat...

TENTANG KOLEKSI MATA UANG

“Ya karena aku nggak bisa ngumpulin uang yang masih berlaku, ya aku kumpulin saja uang yang sudah nggak laku ini…” itulah jawabanku sekenanya kalau ada temanku yang bertanya apa sih gunanya mengumpulkan mata uang kuno dan tidak berlaku ini.. 
Tetapi sebenarnya dibalik itu, ada banyak sekali kepuasan yang aku dapatkan ketika aku menikmati koleksi mata uangku itu.  
Koleksi mata uang adalah salah satu bagian dari kegiatan numismatik. Kegiatan numismatik yang lain adalah mengumpulkan benda benda yang berhubungan dengan uang atau kertas berharga seperti token, medali, stempel, alat barter, surat hutang… dan mungkin sekali waktu akan sampai juga ke kartu kredit dsb. Aku sampai saat ini hanya mengkhususkan saja ke mata uang, baik itu yang kertas maupun yang logam. 
Mata uang adalah suatu alat pembayaran yang sah yang diterbitkan suatu negara. Dari mata uang kita bisa mengetahui banyak hal, diantaranya : Kita bisa mengetahui tingkat kebudayaan, tokoh, bangunan bersejarah ataupun kondisi alam dari negara penerbit mata uang itu. Hal khusus itu digambarkan dalam mata uang dalam bentuk arsiran arsiran garis halus dan indah oleh si pelukis uang. Tidak pernah ada gambar yang berupa foto dalam mata uang, tetapi semuanya digambarkan dengan garis garis arsir.
Kecantikan mata uang Indonesia bisa kita nikmati dalam beberapa seri mata uang yaitu seri wayang (1933), seri binatang (1956), seri kerajinan I (1958), seri burung (1959), seri Sukarno(1960), seri kerajinan II (1964) dan seri Sudirman (1968). Desain dan gambarannya sangat teliti, rapi warnanya sangat serasi, dan terlihat cekungan cekungan yang berefek tiga dimensi.
Dari koleksi mata uang ini kita juga bisa mengetahui kejadian terkait dengan kondisi keuangan negara seperti : gunting Syafruddin 1950 dimana uang 1000 rupiah dan 500 rupiah menjadi tinggal berharga 100 dan 50 rupiah; sanering 1959 dimana nilai uang dipotong menjadi tinggal bernilai 50% sedangkan yang 50% lagi dijadikan obligasi ; dan penyesuaian sebutan 1965 dimana nilai seribu rupiah menjadi satu rupiah.
Penamaan jenis mata uang Indonesia selalu dikaitkan dengan situasi kita dimasa itu, diantaranya : ORIDA – Uang Republik Indonesia Daerah – kita pada waktu masih banyak yang berpikir kedaerahan; ORI – Uang Republik Indonesia – kondisi setelah Sumpah Pemuda; Uang RIS – Republik Indonesia Serikat – pada waktu pemerintahan RIS; dsb.
Mengenai uang logam atau koin, biasanya untuk uang jenis ini adalah uang yang bernominal kecil. Hal ini dikarenakan supaya uang itu tahan lama. Kebanyakan koin bentuknya bulat, tetapi ada juga yang segi empat, segi enam, atau segi delapan. Variasi pinggirannya ada yang polos, bergerigi, ataupun bergelombang. Sampai saat ini saya belum pernah mendapatkan yang berbentuk segitiga. Uang koin ini terbuat dari bahan tembaga, aluminium, atau cupro nikel. Ada dua jenis uang logam – yaitu ada yang disirkulasi dan ada yang tidak disirkulasi. Uang sirkulasi adalah uang yang sering kita pakai dan temui sehari-hari, sedangkan yang tidak sirkulasi kebanyakan beredar diantara kolektor dan bisa kita dapatkan dari Bank Indonesia. Uang logam kuno berasal dari jaman kerajaan seperti Majapahit ataupun jaman VOC. Uang koin sirkulasi yang pernah beredar di Indonesia adalah seri uang gobog, benggol, uang koin seri garuda, uang keluarga berencana, dsb. Sedangkan uang yang tidak sirkulasi diantaranya adalah seri margasatwa. Untuk menanggulangi keadaan tertentu Indonesia pernah mengeluarkan uang tersendiri, misalnya untuk daerah Riau, Irian Barat, dan Kalimantan.
Bagaimana dengan pemalsuan uang? Karena uang merupakan alat pembayaran, maka tak ayal lagi banyak sekali percobaan pemalsuan yang diperbuat orang. Pemalsuan uang ini sudad terjadi sejak lama. Maka dalam uang uang terbitan terdahulu peringatan hukumnya tertera dalam kalimat yang unik “ Barang siapa yang dengan sengaja meniru atau memalsukan………. akan dituntut dimuka Hakim”. Saat ini uang telah diperlengkapi dengan beberapa tanda tanda khusus untuk mempersulit pemalsuan.
Beberapa perilaku yang terlatih dan berkembang bila kita sebagai kolektor mata uang adalah kita bisa gigih, sabar, tekun, teliti dalam memburu mata uang; dan kita bisa mendapatkan banyak sahabat karena kita bisa berhubungan dengan para kolektor yang lain.
Produk baru yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk para kolektor saat ini adalah jenis “un-cut” alias uang yang belum dipotong. Uang yang bernominal 10.000,- sampai 100.000 rupiah dengan satuan masing masing dua dan empat buah dikeluarkan khusus oleh BI dengan sertifikatnya.
Bagaimana sih sebenarnya nilai koleksi itu? Bagi kebanyakan orang nilai koleksi mata uang akan tinggi sekali karena makin tahun akan makin langka. Dan aku setuju sekali dengan pendapat ini. 

Salam..