Senin, 10 Agustus 2009

LATIHAN EVAKUASI KEBAKARAN......

Dalam beberapa hari ini kita sering mendengar korban kehilangan nyawa dalam musibah kebakaran, baik itu kebakaran di tempat kerja ataupun kebakaran di rumah. Walaupun sebenarnya kalau mereka siap dan terampil dalam menghadapi kebakaran, mungkin mereka masih bisa diselamatkan. Kegagalan dalam penyelamatan mereka utamanya adalah karena mereka tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri dan sarana penyelamatan kurang tersedia dengan baik. Mereka terperangkap tidak bisa keluar dari rumah karena panik dan bingung, mereka lupa dengan situasi rumahnya, dan sebelum kesadaran timbul, api telah menyambar mereka. Memang musibah itu musibah, tetapi sebagai manusia kita diberikan akal dan pikiran oleh Tuhan untuk menghindarkan musibah itu dengan persiapan yang baik. Persiapan itu terdiri dari persiapan orangnya agar tahu dan terlatih; persiapan sarananya agar ada tanda tanda awal sebelum terjadinya musibah seperti alat detektor panas atau detektor asap, menyediakan jalan keluar darurat; persiapan prosedur untuk menghadapi keadaan darurat, misalnya apa peranan ayah, peran ibu, peran anak tertua, peran pembantu, kemana dan lewat mana kita harus lari, siapa yang harus ditelpon, dsb.; serta tidak kalah pentingnya adalah latihan agar kita terampil dan tidak panik dalam menghadapi keadaan tsb. Untuk lebih jelasnya, manfaat latihan menghadapi keadaan darurat kebakaran adalah sbb.: • Menghilangkan kepanikan dalam keadaan darurat. • Semua anggota keluarga tahu apa yang harus dikerjakan bila terjadi kebakaran. • Semua anggota keluarga tahu alternatif jalan keluar yang harus diambil dalam keadaan darurat. Dan Juga tahu dimana mereka harus berkumpul. • Memastikan bahwa semua peralatan untuk penanggulangan kebaran berfungsi dengan baik. Semua jalan darurat yang direncanakan tidak terhalang • Penyelamatan barang barang yang sangat..sangat..sangat penting, selain nyawa kita. Tetapi lebih baik kalau barang barang itu diletakkan saja di lemari tahan api. Marilah sebelum terlambat, kita rencanakan persiapan dan laksanakan latihan menghadapi keadaan darurat kebakaran untuk menjaga keutuhan dan kebahagian keluarga kita….

Jumat, 07 Agustus 2009

PENGALAMAN SEBAGAI PELAYAN FIRMAN



Pengalaman pertama untuk menjadi pelayan firman ini saya dapatkan di sekitar bulan ke empat tahun 2006, dimana pada waktu itu saya berkesempatan untuk menjadi anggota majelis jemaat di salah satu gereja di Pekanbaru. Tentunya penugasan ini sangat mengejutkan, antara takut, ragu-ragu, dan senang. Mengapa hal ini terjadi, takut dan ragu-ragu karena kita sebagai manusia pasti mempunyai banyak kekurangan. Makin banyak yang kita tahu maka akan makin banyak pula ketidak tahuan kita. Senang, karena kita diberikan kesempatan untuk menyampaikan firman Tuhan kepada jemaat yang dikasihiNya.

Walaupun saya pernah menjadi guru ataupun dosen, ataupun memandu diskusi bahkan menjadi nara sumber suatu seminar, tetapi sebagai pelayan firman ini terasa lain sekali. Sebagai pelayan firman bukanlah memberikan suatu kuliah, ceramah, atau pidato agama, akan tetapi pelayan firman adalah menyampaikan firman Tuhan. Dalam hal ini, kita harus mengupas dengan baik apa pesan, maksud dan makna dari firman itu dalam membimbing kehidupan manusia.

Berbekal diskusi dengan pendeta setempat, saya beranikan diri untuk menerima tugas ini. Setelah menerima pokok-pokok firman yang akan disampaikan, saya mulai mempersiapkan naskah khotbahnya dengan mengumpulkan beberapa referensi diantaranya untuk mengetahui latar belakang firman itu, mencari tafsiran-tafsiran ayat sehingga sebisa mungkin saya cari pesan dan maksud dari firman tersebut.
Untuk membantu jemaat menerima dan mengerti pesan firman itu saya cari ilustrasi yang relevan dengan kondisi masa kini. Sehingga di harapkan segala kegiatan dan tindak laku kita selalu berlandaskan firman Tuhan. Dengan rangkaian seperti itu, harapan pribadi adalah apa yang saya sampaikan bisa diterima oleh jemaat dengan senang, kasih, dan damai. Setelah selesai, naskah khotbah itu saya diskusikan dengan pendeta, anggota majelis, dan beberapa temanku seiman yang lain untuk mendapatkan masukan dari mereka. Memang mereka semuanya adalah guru-guru yang terbaik.

Selanjutnya, saya menghubungi komisi musik gereja untuk mengetahui lagu apa saja yang dipersiapkan. Beberapa kali saya ikuti latihan mereka agar bisa menyelami isi lagu lagu-lagu tersebut. Selain lagu yang telah terjadual, ternyata ada juga paduan suara dari kelompok Kasih, yang akan menunjang ibadah pada harinya nanti.

Pada hari ”H”, setelah persiapan doa di konsistori, saya laksanakan tugas sebagai pelayan firman. Puji Tuhan, berkatMu selalu menyertai. Saya merasa gembira dan puas bisa melaksanakan tugas dengan lancar. Tetapi apakah sesuai dengan harapkan untuk membuat semua jemaat pulang dengan senang, kasih, dan damai setelah kebaktian itu? Saya tidak pernah membuat evaluasinya.

Pada kesempatan kedua, saya menginginkan agar semua jemaat berpartisipasi lagi dalam beribadah serta memuji namaNya. Bersama dengan komisi musik gereja, lagu-lagunya kita nyanyikan saya padukan dengan versi bahasa daerah. Woww... puji Tuhan, Jemaat antusias sekali. Kuselipkan dalam pesanku agar jemaat berpartisipasi aktif dalam memuji dan mengembangkan kerajaan Tuhan khususnya dalam kebaktian dihari Minggu.

Ternyata himbauanku dalam kesempatan kedua, mendapatkan sambutan dari jemaat. Pada kesempatan berikutnya, partisipasi jemaat dalam membangun kerajaan Tuhan untuk mengisi paduan suara, duet maupun solo sangat antusias dan banyak. Ada dari paduan suara Kasih, paduan suara PW, GP, PAPT, paduan suara dari rekan rekan sekerja, dari keluarga jemaat. Group band gereja dari GP juga pas sekali dalam mengiringi pujian pujian tersebut. Puji Tuhan.

Itulah pengalaman saya sebagai pelayan firman. Kembali kepada harapan, apakah saya bisa membuat semua jemaat pulang dengan senang, kasih, dan damai setelah kebaktian itu? Saya tidak pernah membuat evaluasinya. Tetapi yang jelas, pesan yang telah saya sampaikan sebenarnya bukan hanya untuk jemaat, terlebih adalah untuk saya pribadi yang banyak mempunyai kekurangan di dunia ini.

Kesempatan dan pengalaman sebagai pelayan firman ini benar benar tidak terlupakan, terima kasih Tuhan, terima kasih guru-guru para anggota majelis jemaat dan teman-teman seiman, terima kasih para pengurus BPK, terima kasih Muger, terima kasih kelompok paduan suara, terima kasih band Gerakan Pemuda, terima kasih para pengisi pujian, terima kasih jemaat semua, serta terima kasih kepada istri serta anak-anak ... Tuhan selalu memberkati kita.

Sabtu, 25 Juli 2009

KESELAMATAN MATA


Untuk bekal hidup kita seumur hidup, Tuhan hanya memberikan sepasang mata. Mata, indra jasmani untuk melihat segala macam keindahan yang diciptakan Tuhan serta segala rekayasa yang dilakukan manusia ciptaanNya baik rekayasa yang baik maupun yang buruk.

Dalam kehidupan kita, tentunya kita tidak bisa terhindar dari segala kegiatan, baik itu kegiatan belajar, kerja, olahraga dll dimana tentunya kegiatan kegiatan itu akan membawa kita kepada berbagai jenis bahaya, seperti bahaya panas, sinar, kimia, biologi, listrik, gerakan, tekanan, dll. Mata sangat peka terhadap itu semua. Agar kita tetap bisa menikmati kehidupan ini, maka pengamanan terhadap mata ketika kita melakukan kegiatan kita sehari-hari adalah mutlak diperlukan. Dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan mekanik dan listrik di perusahaan, perlindungan terhadap mata tentunya sudah disediakan atau diarahkan oleh pabrik pembuat alat alat tersebut.

Kecelakaan yang mungkin terjadi dari yang sangat ringan seperti kelilipan sampai dengan mata tertusuk benda tajam; atau mata terkena sinar atau panas yang tinggi; atau bahkan terkena bahan kimia, sangat mungkin terjadi pada diri kita. Sering pada seorang yang kelilipan...“Ah gampang, paling paling ditiup atau digujur air sudah bereslah”. Oh.. rasanya untuk kecelakaan mata kita jangan menganggapnya remeh seperti itu. Apa lagi bila terkena bahan kimia, karena ada bahan kimia yang bila kena air reaksinya akan semakin menjadi parah. Sekecil apapun luka atau celaka mata bisa mengakibatkan cacat permanen bahkan sampai mengakibatkan kebutaan bila tidak ditangani dengan tepat dan segera.

Walaupun segala pengaman yang menempel pada peralatan masih berfungsi dengan baik, kita masih harus waspada dengan kemungkinan kemungkinan yang lain. Untuk hal itu sebagai pengaman terakhir terhadap indra mata kita memerlukan Alat Pelindung Diri - Mata (APD Mata).
Bagaimana cara kita memilih alat pelindung mata yang tepat agar akibat kecelakaan mata ini bisa kita tekan sekecil mungkin, marilah kita berdiskusi lebih lanjut.... Hubungilah kami di sudjonadi@yahoo.com bila anda memerlukan informasi lebih dalam untuk hal ini.

KESAKTIAN SUATU PROSES


Proses adalah panduan dan/atau pelaksanaan langkah demi langkah tindakan atau aktivitas untuk mencapai tujuan. Tujuan itu bisa tujuan perorangan maupun tujuan dari suatu kelompok orang. Walaupun kita berangkat dari pendapat yang berbeda beda, atau modal yang berbeda beda, bila prosesnya bagus dan sudah disetujui oleh semua anggotanya serta dilaksanakan secara konsisten dan benar, maka pasti akan membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama.


Sebagai contoh sederhana, marilah kita simulasikan dengan angka angka. Misalnya kita bersama sama dengan 100 orang anggota masyarakat yang datang dari berbagai negara dengan latar belakang berbeda beda. Mereka semua akan memilih SATU bilangan sebagai tujuan mereka, sebagai angka kesatuan mereka. Setelah berdebat berhari hari, tidak tercapai kesepakatan. Ternyata ada seorang yang arif maju untuk memfasilitasi proses pencarian bilangan kesepakatan itu. Prosesnya adalah sbb.:


- Setiap anggota diminta untuk memilih secara bebas satu bilangan yang terdiri dari tiga dijit, tetapi tidak boleh ada dijit yang sama, misalnya XYZ.


- Langkah kedua, bilangan tadi dibalik, angka ratusan jadi satuan dan satuan jadi ratusan. Sehingga contoh bilangan tadi menjadi ZYX.


- Maka sekarang setiap anggota memiliki dua bilangan dimana ada bilangan yang lebih besar dari yang lain. Kurangkan bilangan yang lebih besar dengan yang lebih kecil. Misalnya hasil pengurangan itu adalah ABC.


- Bila hasil pengurangan itu hanya dua dijit, didepan hasilnya ditambahkan angka NOL, jadinya 0BC.


- Langkah berikutnya bilangan hasil pengurangan dibalik lagi, misalnya menjadi CBA atau CB0.


- Langkah terakhirnya, kedua bilangan terakhir dijumlahkan.


Berapa hasil akhirnya....????? Secara kompak semua anggota meneriakkan hasilnya adalah angka 1089. Itulah hasil yang disepakati sebagai angka tujuan mereka.


Ya...ya mereka berhasil karena mereka mengikuti dan mematuhi prosesnya dengan baik, benar, dan konsekuen.


Maka kalau kita mau bersatu, marilah kita mengikuti semua proses yang ada dengan baik, benar dan konsekuen, pasti kita semua akan puas dab bahagia.

KESELAMATAN TANGAN

Pernahkan anda melihat teman anda dengan jari yang kurang dari sepuluh, atau ruas jarinya sudah tidak lengkap sebagaimana seharusnya akibat kecelakaan kerja, atau sebagian ruas jari yang kedudukannya sudah tidak sempuna lagi seperti dialami banyak pemain bola volley atau kiper sepakbola, atau karena kecelakaan ketika kita sedang melakukan hobi kita.
Coba sekarang anda lakukan gerakan mengancingkan buah baju tetapi jangan menggunakan ibu jari anda, seolah olah ibu jari anda sudah terpotong karena kecelakaan. Pasti anda akan mengalami kesulitan. Apalagi kalau akibat kecelakaan kita harus kehilangan telapak atau bahkan lengan kita, sulit dibayangkan kesulitan yang kita hadapi. Juga bagaimana kita akan memakai cincin pertunangan atau perkawinan kita bila kita tidak punya jari manis.

Karena itulah, sepasang tangan dan sepuluh jari dan ruas-ruasnya ini harus kita jaga dengan baik. Masing masing tangan dan setiap ruas jari jari yang ada di tangan kita ini diciptakan oleh Tuhan dengan kegunaan masing masing. Tangan dan jari kita harus kita lindungi ketika agar tidak sampai celaka. Kecelakaan yang memungkinkan terjadi pada tangan dan jari kita adalah terjepit, tergores, terpotong, tertimpa, dsb.

Sebagai alat pelindung diri untuk tangan yang lazimnya dipakai adalah sarung tangan, tetapi tentu jenisnya berbeda-beda tergantung dari jenis bahaya dan pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk hal itu tentunya sebelum kita memutuskan jenis sarung tangan yang akan dipakai kita harus mengadakan kajian tentang jenis pekerjaan, bahaya bahaya yang ada serta resiko yang mungkin terjadi.
Kalau anda memerlukan diskusi lebih lanjut untuk hal ini, hubungilah kami di
sudjonadi@yahoo.com dengan senang hati kami berbagi ilmu keselamatan dengan anda.

BUDAYA KESELAMATAN (SAFETY CULTURE)


Budaya keselamatan atau “safety culture” kita artikan saja sebagai kelakuan umum atau adat istiadat keselamatan dari satu kelompok masyarakat yang didasari oleh batasan batasan tata nilai keselamatan untuk manusia dan lingkungan untuk mewujudkan visi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. Untuk membangun budaya keselamatan harus dimulai dengan VISI yang dalam dan tajam untuk membangun budaya keselamatan. Setelah visi dibuat, kita tentukan peran kita dalam mencapai visi tersebut. Setelah Visi dan Peran kita tentukan, tentunya kita harus punya komitmen tentang tata nilai yang didasari oleh prinsip prinsip utama sebagai pedoman dasar, misalnya:
- Utamakan Keselamatan atau Keselamatan adalah prioritas utama.
- Selalu ada proses untuk mengerjakan dengan selamat
- Semua kecelakaan bisa dihindarkan
- Kondisi NOL kecelakaan bisa diwujudkan asalkan ada komitmen yang kuat
- Semua pekerjaan harus direncanakan untuk diselesaikan dengan keselamatan
- Begitu kita melihat, kita ikut bertanggung jawab
- Keselamatan adalah tanggung jawab semua orang
Pernyataan dasar tersebut memang terasa terlalu idealis, lebih baik kalau dipetajam lagi sehingga bisa menjadi semacam kode etik keselamatan, seperti misalnya:
- Patuhi semua aturan dan perundangan keselamatan yang berlaku
- Kelola lingkungan dengan bijaksana
- Rubah kondisi lingkungan seminimal mungkin dengan manfaat semaksimal mungkin.
- Patuhi batas batas keselamatan, lingkungan dan perencanaan.
- Pastikan adanya alat pengaman, terkontrol serta reliabel bila diperlukan
- Dsb.
Penajaman aturan aturan dasar ini bisa bermacam macam tergantung dari kondisi dan lingkup usaha masing masing perusahaan atau kelompok masyarakat itu. Lebih penting lagi hal ini tentunya harus menjadi komitmen resmi perusahaan atau kelompok itu.
Agar supaya prinsip utama diatas beserta penajamannya bisa dimengerti para anggotanya harus diadakan sosialisasi dan pelatihan dan secara tulus harus menjadi komitmen mereka masing masing, kalau perlu dikaitkan dengan program penghargaan dan hukuman (reward and punishment) .
Memang dalam tahapan pendahuluan ini terkesan seperti dipaksakan akan tetapi bila sudah menjadi kebiasaan, dan setiap orang melaksanakan program keselamatan dengan penuh keihklasan dan ketulusan, maka itu artinya budaya keselamatan sudah meresap dalam kelompok masyarakat atau pada perusahaan tersebut. Tantangan selanjutnya adalah menjaga dan meningkatkannya karena sebagaimana bidang bidang yang lain, keselamatan ini juga berkembang.....

Jumat, 24 Juli 2009

YA IKUT ISTRI ADIK.....

Ada banyak sekali hal hal yang tidak bisa kulupakan dalam hidup ini. Kisah atau cerita yang menggelikan ini terjadi beberapa tahun yang lalu.
Siang itu aku lagi bersenda gurau bersama kedua anakku yang lucu dan menggemaskan. Anakku yang sulung seorang anak laki laki yang memang mulai kecil kulihat sifatnya sangat bijaksana dan peduli sama orang lain. Pada saat itu dia kelas satu sekolah dasar. Adiknya perempuan selisih tiga tahun umurnya. Dia selalu ingin seperti kakaknya....

Ketika aku bertanya sama anak lelakiku tentang kalau sudah besar mau jadi apa, sebagaimana anak yang lain tentu jawabnya sudah bisa ditebak.. dia kepingin jadi pilot atau tentara. Diapun langsung berdiri dan tangannya direntangkan terus lari bagaikan terbangnya sebuah pesawat tempur yang menukik dan menembak musuh...ngngnguuungungg... dar..dar..dar.... Si adikpun nggak mau kalah langsung menembak juga...dol...dol..dol... ( belum bisa bilang rrr)

Lalu setelah capai, aku berikan pertanyaan kedua.. Kalau nanti papa sudah tua, boleh ikut mas apa nggak? ya pasti boleh lah pa... Terus kalau mas lagi kerja, nanti papa sama siapa dong? ya papa dirumah sama istri mas..... (wuih anak anak sudah tahu istri...heheheeee)

Setelah itu aku ajukan pertanyaan yang sama untuk adiknya yang perempuan yang selalu ingin sama dengan kakaknya itu... Dik..dik.. kalau papa sudah tua nanti boleh ikut adik nggak? ya boleh pa, papa ikut adik saja... Lha kalau adik kerja nanti papa sama siapa dirumah.... dengan spontan dia menjawab... ya kalau adik kerja nanti papa sama istri adik...

Sontak aku dan istri dan teman temanku yang kebetulan ada dirumah ketawa... karena anakku yang imut imut itu belum tahun artinya istri..... heheheeeee... Saat ini mereka sudah besar, kalau kami berbincang tentang hal itu, kami semua ketawa.....

Terima kasih Tuhan, Kau berikan kami keluarga yang rukun dan bijaksana.....